PONOROGO, Narasionline.id – Miris sekaligus memalukan. Hak rakyat atas Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi justru dirampas oleh mafia yang bermain terang-terangan di SPBU Keniten, Ponorogo.

Modus mereka rapi dan terstruktur. Mobil modifikasi dipakai melansir solar bersubsidi, bahkan truk dilengkapi empat tangki tersembunyi berkapasitas masing-masing satu ton. Senin, 11 Agustus 2025, tim investigasi mendapati dua truk warna putih dan biru, serta sebuah Panther merah bolak-balik mengisi BBM tanpa hambatan.

Lebih mengejutkan, karyawan SPBU justru ikut bermain. Saat dikonfirmasi, mereka memilih bernegosiasi di luar area SPBU, agar praktik busuk ini tak tercium konsumen lain. Bahkan, sopir salah satu truk terang-terangan menghubungi seseorang bernama Adam, diduga tangan kanan bos mafia solar asal Solo.

Tak berhenti di situ, bos mafia bahkan mencoba menyuap tim investigasi. Upaya tersebut tentu ditolak. Ironisnya, laporan ke Unit Tipiter Polres Ponorogo justru tak digubris. Akibatnya, truk-truk modifikasi itu dibiarkan leluasa kabur, seolah kebal hukum.

Praktik mafia BBM ini bukan sekadar soal solar. Ini adalah penjarahan hak rakyat yang melibatkan jaringan terorganisir, memanfaatkan selisih harga subsidi demi meraup keuntungan haram. Kerugian negara jelas, masyarakat miskin makin tertindas, sementara hukum tampak mandul.

UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi dengan tegas mengatur sanksi pidana bagi pelaku penyalahgunaan BBM bersubsidi. Namun, faktanya, penegakan hukum di Ponorogo justru dipertanyakan. Polisi seakan lebih garang kepada rakyat kecil, tapi tumpul menghadapi mafia bermodal.

“Kalau rakyat kecil bawa jerigen saja ditangkap, tapi truk-truk besar bisa bebas bolak-balik. Ini namanya hukum pilih kasih,” ujar Slamet, warga sekitar SPBU Keniten dengan nada geram.

Sementara itu, seorang pengamat energi dari Surabaya, Arif Nugroho, menegaskan bahwa praktik mafia solar adalah kejahatan terorganisir yang bukan hanya merugikan negara, tapi juga melemahkan daya saing ekonomi.

“Selisih harga subsidi menjadi bancakan mafia. Jika aparat tidak tegas, kerugian negara akan terus membengkak, dan subsidi tidak pernah sampai ke masyarakat yang benar-benar membutuhkan,” tegasnya.

Selama aparat tutup mata, mafia solar akan terus berpesta di atas penderitaan rakyat. Sudah saatnya penegak hukum membuktikan keberpihakan pada rakyat, bukan sekadar retorika di atas kertas. Jika tidak, publik berhak menilai bahwa hukum hanya alat kekuasaan, bukan penjaga keadilan. (ndra/tim)

JAKARTA, Narasionline.id – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menghadiri kegiatan Kick Off Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kantor Bulog Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (14/8/2025). Acara ini juga diselenggarakan di seluruh Indonesia melalui Polda jajaran.

Sigit menargetkan kegiatan ini akan terus dilakukan selama satu minggu ke depan. Harapannya agar beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) bisa lebih maksimal tersalurkan kepada masyarakat.

“Alhamdulillah hari ini kita, melaksanakan kick off kegiatan gerakan pangan murah serentak yang akan kita laksanakan serentak sampai dengan 16 Agustus, tapi target saya kita laksanakan sampai satu minggu ke depan untuk memastikan agar penyaluran beras SPHP betul-betul bisa maksimal,” kata Sigit.

Sigit mengungkapkan, dalam kegiatan Kick Off GPM di Jakarta, disalurkan beras SPHP sebanyak 2.424 ton dengan penerima manfaat sebanyak 484.977.

Sementara, dari data yang diperoleh hingga tanggal 13 Agustus 2025, sudah sebanyak 5.706 ton beras SPHP di 4.705 titik telah disalurkan.

“Hari ini Alhamdulillah sampai dengan tanggal 13 Agustus telah disalurkan 5.706 ton beras SPHL 4.705 titik dan khusus hari ini di kegiatan puncak kegiatan GPM yang merupakan kick off untuk kita lanjutkan. Disalurkan 2.424 ton beras di 1.552 titik dan penerima manfaatnya 484.977,” ujar Sigit.

Sigit menjelaskan, gerakan pangan murah ini akan menjual beras, gula maupun minyak goreng dengan harga yang telah ditetapkan oleh Bulog.

“Jadi kita mencoba maksimalkan bisa sampai langsung konsumen di bawah HET atau maksimal sama dengan HET. Karena itu tentunya kita terus mendorong program dari Pemerintah perintah dari Pak Presiden beras SPHP segera tersalurkan,” ucap Sigit.

Menurut Sigit, Pemerintah menargetkan menyalurkan 1,3 juta ton beras SPHP. Dengan adanya GPM ini diharapkan kebijakan dari Presiden Prabowo dapat berjalan maksimal.

“1,3 juta ton mudah-mudajan secara periodik nanti tiap minggu kita akan evaluasi. Sehingga kemudian betul-betul apa yang menjadi perintah kebijakan Pak Presiden bisa kita laksanakan semaksimal mungkin,” tutup Sigit. (*)

KABUPATEN PATI, Narasionline.id – Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB) memastikan tetap menggelar aksi besar-besaran meski Bupati Pati Sudewo telah membatalkan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2) sebesar 250 persen. Target mereka kini jelas, memaksa Sudewo mundur dari jabatan.

Aksi akan digelar Rabu (13/8) di sekitar Pendopo Kabupaten Pati. Dukungan publik mengalir deras. Ribuan kardus air mineral, makanan ringan, dan buah-buahan menumpuk di posko-posko donasi yang membentang dari depan Kantor Bupati hingga Gedung DPRD Pati.

“Tuntutan kami jelas, Bupati Pati Sudewo mengundurkan diri secara ksatria, atau dilengserkan secara paksa oleh rakyat,” tegas inisiator aksi, Supriyono, Senin (11/8). Ia memastikan massa yang hadir akan melampaui tantangan Sudewo sebelumnya yang menyebut “50 ribu orang.”

Tak main-main, Koordinator Donasi AMPB, Teguh Isdiyanto, memperkirakan jumlah peserta mencapai 150 ribu orang tiga kali lipat dari angka itu.

Situasi memanas memicu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pati meliburkan 22 sekolah dari TK hingga SMP di wilayah Pati Kota. Seluruh siswa diarahkan belajar daring demi keamanan, sesuai arahan Polresta Pati.

Polisi bersiap penuh. Sebanyak 2.781 personel gabungan Polres, Polda, TNI, dan unsur terkait dikerahkan. Kapolresta Pati, Kombes Pol Jaka Wahyudi, memastikan pengamanan ketat di alun-alun dan sekitarnya. Sejumlah kamera pengawas dipasang, arus lalu lintas di pusat kota akan dialihkan mulai pukul 07.00 WIB.

Bupati Sudewo kini berhadapan dengan gelombang kemarahan rakyat terbesar dalam sejarah Pati. Besok, alun-alun akan menjadi medan penentuan. (Panji)

BANTEN, Narasionline.id – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meninjau pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) Polda Banten. Kegiatan tersebut merupakan komitmen dan dukungan Polri terhadap Pemerintah untuk menyukseskan program stabilisasi pasokan dan harga pangan

“Baru saja saya tadi mengcek langsung kegiaran pendistribusian beras SPHP yang dilaksankan Polda Banten,” kata Sigit di Polda Banten, Selasa (12/8/2025).

Selain mengecek, Sigit juga melakukan interaksi langsung dengan masyarakat. Ia menyebut, jumlah beras SPHP yang disalurkan pada hari ini mencapai 27 ton.

“Saya interaksi langsung dengan masyarakat dan tadi kita dapatkan laporan juga sampai dengan hari ini kurang lebih hampir 27 ton beras yang terdistrubusikan ke masyarakat dan tadi saya lihat selain paket beras dilengkapi juga dengan paket minyak dari Minyakita dan juga gula dimana semua dijual dengan harga rata-rata di bawah HET,” ujar Sigit.

Sigit berharap, kegiatan GPM ini dapat terus dimaksimalkan oleh seluruh jajarannya di Indonesia. Sejauh ini, untuk Polri sendiri sudah mendistribusikan beras SPHP sekira 2.225 ton.

“Dan besok kita akan melaksanakan kegiatan serentak mulai dari tingkat polsek kecamatan, tingkat polres, tingkat polda untuk bisa maksimalkan distribusi beras SPHP. Sehingga harga beras yang ditentikan sesuai standar pemerintah baik medium maupun premium agar betul-betul bisa diterima masyarakat sesuai HET maksimal dan tentunya harapan kita bisa di bawah het ini tentujya untuk mengimbangi terkait dengan dinamika yang ada,” ucap Sigit.

Dalam hal ini, kata Sigit, beras yang bakal disalurkan lagi kurang lebih masih ada 1,3 juta ton. Sebab itu, Ia berharap Polri dapat membantu program pemerintah untuk mendistribusikan beras SPHP sampai dengan akhir tahun nanti.

“Polri akan terus bersinergi dengan pemda dengan bulog, ulama untuk melaksanakan apa yang menjadi kebijakan dan program pemerintah dalam rangka memberikan pelayanan terhadap masyarakat,” tutup Sigit. (*)

SIDOARJO, Narasionline.id – Aktivitas perjudian kembali terpantau di Dukuh Sedati Agung, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo. Berdasarkan pantauan pada Minggu (10/8/2025), arena sabung ayam dan permainan dadu di wilayah tersebut beroperasi secara terbuka setelah sebelumnya sempat berhenti.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh warga setempat maupun pendatang dari luar daerah. Perputaran uang dari aktivitas ini diduga mencapai puluhan juta rupiah per hari. Lokasi arena tertutup pagar seng, dengan akses masuk dijaga beberapa orang yang memeriksa setiap tamu yang datang.

Seorang warga berinisial Ft menyampaikan, bahwa kegiatan tersebut dikelola oleh seorang mantan oknum pensiunan TNI. Ia juga menyebut adanya dugaan “pengkondisian” agar aktivitas tersebut tetap dapat berlangsung.

“Setiap hari seperti itu, mas. Kadang ada tamu, ya nanti ada yang mengatur,” ujarnya.

Meski jaraknya tidak jauh dari kantor kepolisian, aktivitas ini tetap berjalan. Pola buka-tutup arena terpantau mengikuti situasi tertentu, seolah menyesuaikan dengan kondisi di lapangan.

Redaksi telah mengajukan konfirmasi kepada Polsek Sedati dan Polres Sidoarjo terkait keberadaan aktivitas perjudian ini. Namun hingga berita ini diterbitkan, Kanit Reskrim Polsek Sedati, Ipda Zainal, belum memberikan tanggapan. (Lukas)

Redaksi Narasionline.id
Klarifikasi, laporan, dan pengaduan publik: redaksi@narasionline.id
(Masyarakat dapat menyampaikan testimoni, bukti, dan informasi tambahan secara langsung.)

SAMPANG, Narasionline.id – Bea Cukai Madura bertindak tegas dengan menyegel gudang rokok milik pengusaha berinisial H.S di Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, pada akhir Juli 2025.

Dalam operasi tersebut, petugas menemukan dua unit mesin produksi rokok yang sudah beroperasi meski belum mengantongi izin resmi. Temuan ini mengindikasikan adanya produksi ilegal yang berpotensi menimbulkan kerugian negara dari sisi penerimaan cukai.

“Kami lakukan penyegelan karena dua mesin tersebut belum berizin. Proses perizinan memang sedang berjalan, tapi aktivitas produksi sudah dilakukan. Ini jelas pelanggaran,” tegas salah satu pejabat Bidang Pengawasan Bea Cukai Madura.

Bea Cukai menekankan, produksi rokok wajib memenuhi prosedur perizinan ketat demi mencegah kebocoran potensi pendapatan negara. “Sebelum izin keluar, tidak boleh ada aktivitas produksi,” tambahnya.

Selain penyegelan, Bea Cukai juga melakukan investigasi lanjutan untuk memastikan sejauh mana pelanggaran berlangsung. Hingga berita ini diterbitkan, pemilik gudang belum memberikan keterangan resmi dan sulit ditemui awak media.

Sumber: tNews.co.id/red.

Redaksi Narasionline.id
Klarifikasi, laporan, dan pengaduan publik: redaksi@narasionline.id
(Masyarakat dapat menyampaikan testimoni, bukti, dan informasi tambahan secara langsung.)

MOJOKERTO, Narasionline.id – Minggu (10/8/2025) pagi, warga Randegan, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, digemparkan oleh penemuan sebuah bungkusan misterius di area persawahan.

Seorang warga yang sedang berjalan-jalan di sekitar sawah mencurigai bungkusan tersebut karena tercium bau tidak sedap. Bungkusan yang dibalut bed cover dan diikat dengan tiga tali itu menimbulkan dugaan bahwa isinya adalah jasad manusia.

Warga kemudian melaporkan temuan tersebut kepada perangkat di lingkungan setempat, yang selanjutnya meneruskan informasi ke Polsek Magersari. Tim Inafis bersama relawan dan warga setempat segera mendatangi lokasi untuk melakukan pemeriksaan.

Setelah dibuka, bungkusan tersebut ternyata berisi bangkai seekor anjing.

“Alhamdulillah, ternyata bukan mayat,” ujar salah satu warga yang turut membantu proses evakuasi di lokasi kejadian.

Sumber: Info Kriminal Lantas Jatim (ILKJ)
Penulis: Damar17

JAKARTA, Narasionline.id – Kakanwil Ditjen Pemasyarakatan Jawa Timur, Kadiyono, menghadiri pembukaan Indonesian Prison Product and Art Festival (IPPA Fest) Aloha 2025 yang digelar di kawasan tepi laut Pantai Indah Kapuk, Jakarta, pada Kamis (07/08/2025) lalu. Festival ini menjadi gelaran kedua IPPA Fest setelah sukses perdana diadakan di Lapangan Banteng, namun kali ini hadir dengan nuansa yang berbeda dan lebih premium.

IPPA Fest Aloha 2025 digelar dalam semangat menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Suasana pantai yang meriah dipadu dengan hamparan produk unggulan hasil karya warga binaan menjadikan event ini tak hanya sebagai ajang promosi, tetapi juga momentum apresiasi terhadap proses pembinaan yang berjalan di balik tembok lapas dan rutan.

Kegiatan ini turut dibuka langsung oleh Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi atas semangat transformasi pemasyarakatan yang terus menunjukkan wajah positifnya di tengah masyarakat.

“IPPA Fest bukan sekadar pameran, tapi wajah baru dari pemasyarakatan yang berdaya, berkarya, dan dipercaya. Saya bangga melihat hasil karya warga binaan yang kualitasnya tidak kalah dengan produk komersial,” ujar Agus.

Usai sambutan, Agus Andrianto didampingi Wakil Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan, Wakil Menteri HAM, serta Wakil Ketua Komisi III DPR RI, bersama-sama membunyikan lonceng sebagai simbolis pembukaan resmi IPPA Fest Aloha 2025.

Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Mashudi, yang turut hadir dan menjadi penggagas utama kegiatan ini, menyampaikan bahwa IPPA Fest adalah bagian dari langkah besar untuk memajukan institusi pemasyarakatan.

“Ini bukan hanya tentang menjual produk, tapi tentang mengubah stigma. Pemasyarakatan adalah ruang pembinaan, pemberdayaan, dan pengharapan. IPPA Fest adalah etalase dari keberhasilan itu,” tutur Mashudi.

Berbeda dengan IPPA Fest sebelumnya, kali ini produk yang ditampilkan adalah barang-barang pilihan premium dari masing-masing UPT yang dikoordinasikan langsung oleh Kantor Wilayah. Setiap stan menampilkan kualitas terbaik, mulai dari produk kayu, batik, kriya kulit, hingga karya seni rupa kontemporer yang memiliki nilai estetika tinggi.

Kakanwil Ditjenpas Jatim, Kadiyono, menyampaikan rasa bangganya atas peran aktif Kanwil Jatim dalam event berskala nasional ini. Produk dari warga binaan Jatim, menurutnya, mampu bersaing dan menunjukkan kelasnya di antara karya-karya unggulan lainnya.

“Kami hadir membawa kebanggaan. Produk warga binaan kami tidak hanya mencerminkan keterampilan, tapi juga harapan untuk masa depan yang lebih baik. IPPA Fest menjadi panggung mereka untuk didengar dan dilihat oleh masyarakat luas,” ungkap Kadiyono.

Sebagai penutup, Kadiyono juga berharap agar IPPA Fest bisa terus menjadi agenda rutin tahunan yang mampu mendorong perubahan paradigma masyarakat terhadap pemasyarakatan.

“Kami berharap IPPA Fest tidak berhenti sebagai seremoni, tapi menjadi gerakan kolektif untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap hasil pembinaan. Karena di balik jeruji, ada potensi besar yang siap menginspirasi,” pungkasnya. (Red)

PANGKALPINANG, Narasionline.id — Misteri hilangnya wartawan senior sekaligus pemilik media online Okeybozz.com, Adityawarman (48), berakhir tragis. Ia ditemukan tewas di dasar sumur tua di kebun miliknya, Jalan Jembatan 12, Kelurahan Air Kepala Tujuh, Kecamatan Gerunggang, Kota Pangkalpinang, Jumat (8/8/2025).

Sehari sebelumnya, Kamis siang (7/8/2025), Adityawarman dilaporkan hilang. Tim kepolisian bergerak cepat melakukan pencarian dengan metode penyisiran berlapis, dibantu unit anjing pelacak. Jejak terakhir korban terendus mengarah langsung ke sumur tua di area kebun.

Saat tutup sumur dibuka, aroma menyengat langsung menyeruak. Evakuasi yang berlangsung dramatis itu mengungkap fakta mengerikan: tubuh Adityawarman tergeletak di dasar sumur, dalam kondisi mengenaskan.

Hasil penelusuran awal polisi mengarah kepada Hasan Basri, penjaga kebun yang selama ini bekerja untuk korban. Hasan menghilang bersamaan dengan raibnya mobil Daihatsu Terios BN 1397 TE milik Adityawarman. Beberapa jam kemudian, mobil tersebut terlacak di wilayah Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.

Dari pengembangan penyelidikan, polisi membekuk Akmal alias Martin, yang diduga kuat rekan Hasan, di wilayah OKI. Akmal kini diamankan di Mapolres OKI untuk diperiksa intensif. Penyidik mendalami perannya, termasuk kemungkinan keterlibatan langsung dalam eksekusi atau hanya membantu pelarian.

Meski indikasi perampasan harta muncul dari hilangnya kendaraan korban, polisi tidak menutup kemungkinan adanya motif lain. Mengingat sosok Adityawarman dikenal vokal, kritis, dan kerap menyoroti persoalan sosial serta dugaan penyimpangan di daerah, penyidik juga fokus menelusuri kemungkinan adanya dendam atau tekanan terkait pemberitaan yang pernah ia angkat.

Jenazah korban telah dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan autopsi, guna memastikan penyebab kematian serta adanya tanda-tanda kekerasan tertentu.

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bangka Belitung, dalam pernyataannya, mengecam keras tindakan keji tersebut.

Kekerasan terhadap jurnalis adalah ancaman terhadap demokrasi dan kebebasan pers. Kami mendesak aparat untuk mengusut tuntas, menangkap seluruh pelaku, dan memberikan hukuman seberat-beratnya,” tegasnya.

“Kami ingin semua yang terlibat dihukum maksimal. Abang kami orang baik, bekerja untuk masyarakat, dan tidak pantas mendapat perlakuan seperti ini,” ungkap salah satu kerabat dengan suara bergetar.

Kasus ini meninggalkan duka mendalam di kalangan jurnalis Bangka Belitung. Adityawarman dikenang sebagai wartawan berprinsip, berani, dan tidak kompromi terhadap fakta. Rekan-rekan seprofesi sepakat, perjuangan dan dedikasinya akan menjadi semangat untuk terus memperjuangkan kebebasan pers di daerah. (Sinurat)

JAWATIMUR, Narasionline.id – Kabupaten Pasuruan tengah diramaikan pemberitaan terkait polemik tempat hiburan malam dan peredaran minuman keras (miras) ilegal. Isu ini memicu perdebatan hangat di tengah masyarakat, khususnya di wilayah Kabupaten Pasuruan.

Berdasarkan informasi yang diterima Redaksi Narasionline.id melalui sambungan telepon dan pesan WhatsApp, sumber polemik ini diduga bermula dari seorang pria bernama Eko Prayitno. Ia disebut-sebut berprofesi sebagai wartawan, namun statusnya masih simpang siur apakah benar wartawan atau justru anggota organisasi masyarakat (ormas).

“Pasuruan saat ini sedang diterpa isu panas, mulai dari desakan penutupan tempat hiburan malam hingga persoalan peredaran miras. Perlu diketahui, dalang keributan ini adalah Eko Prayitno,” ujar narasumber melalui sambungan telepon WhatsApp. Jumat (08/08)

Narasumber yang meminta agar identitasnya dirahasiakan tersebut menjelaskan, bahwa Eko pernah bekerja di sebuah kafe di kawasan Gempol. Selain bekerja di kafe, ia juga disebut sebagai pemasok berbagai merek minuman keras. Setelah bekerja cukup lama, Eko akhirnya diberhentikan dari kafe tersebut.

Meski sudah tidak bekerja di sana, Eko dikabarkan tetap menyuplai miras dengan berbagai cara agar dapat menjualnya ke sejumlah kafe.

“Eko tidak bergerak sendiri. Ia memiliki beberapa rekan atau ‘bos’ yang memasarkan miras melalui dirinya,” imbuh narasumber.

Lebih lanjut, narasumber menuturkan, setelah keluar dari pekerjaannya, Eko justru membongkar informasi terkait kafe-kafe yang pernah menjadi tempatnya mencari nafkah. Ia menuding adanya praktik prostitusi dan peredaran miras di sejumlah kafe tersebut.

“Padahal, yang memasok miras adalah dirinya sendiri. Banyak saksi yang mengetahui siapa sebenarnya Eko Prayitno. Ia bahkan menggandeng organisasi dan tokoh LSM untuk menimbulkan kegaduhan dengan menyebarkan data-data yang ia miliki,” tegas narasumber.

Tak hanya Eko, narasumber juga menyebut nama TBL, yang dikabarkan sebagai wartawan di wilayah Gempol. Menurutnya, Eko dan TBL kerap menjadi sumber keributan di Kabupaten Pasuruan.

“Contohnya, saat audiensi, Eko dan TBL gagal mencapai tujuan mereka. Setelah itu, mereka menggandeng ketua LSM untuk audiensi di Satpol PP. Mereka berdua menjadi dalang kegaduhan di Pasuruan. Karena merasa gagal menutup kafe dan menghentikan peredaran miras, mereka terus mencari cara lain untuk memenangkan perseteruan ini,” ungkapnya.

Narasumber menambahkan, TBL yang mengaku wartawan dan gencar mengusung isu moral dengan sebutan “kota santri” justru memiliki perilaku bertolak belakang.

“Kalau mabuk, ia di pinggiran terminal. Tak pantas menyebut dirinya ketua organisasi. Saat bernyanyi bersama wanita pemandu lagu, ia meminta layanan gratis, mengaku kaya dengan menyebut memiliki mobil Innova Reborn, namun karaoke pun mintanya gratis,” ujarnya.

Lebih dari itu, narasumber mengungkap dugaan serius bahwa TBL pernah menjual anak sulungnya kepada seorang kepala desa di wilayah Kecamatan Prigen. Padahal, anak tersebut masih berstatus menikah.

“Mereka bahkan mabuk bersama. TBL ini orang tua macam apa? Alih-alih bicara moral, tetapi pendidikan keluarganya justru memprihatinkan,” pungkasnya.

(Bersambung)

Redaksi Narasionline.id
Untuk klarifikasi, laporan, dan pengaduan publik, hubungi: redaksi@narasionline.id
Masyarakat juga dapat menyampaikan testimoni, bukti, atau informasi tambahan melalui email.

Tidak Ada Postingan Lagi.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.